Rian kemudian mengangkat kepalaku. Ia kembali menciumiku. Menjilati bibir2ku, turun ke daguku. Semakin ke bawah semakin lembut dan nikmat kurasa. Aku menggigit bibir bawahku saat ia menghisap putingku. Hmmh, erangku merasa seperti diestrum listrik hingga menjalar keseluruh syaraf kenikmatanku. Agak lama rian menghisap dan mempermainkan putting susuku. Hingga sekali ia menghisapnya sangat kuat dan dalam. “Hmmhh… Owhh..” erangku setengah berteriak. Aku tak tahan lagi. Segera aku mengangkat kepalanya, melumat bibirnya yang seksi itu lagi, menari hingga kebawah perutnya. Aku mencium bau kejantanan yang meleleh dari tadi. Aku menciuminya dari luar pembungkusnya. Kami kembali beradu cepat melepas celana kami masing2. Kini aku dan rian sama sama telanjjang bulat di dalam sebuah mobil di tengah kesepian hutan pinggir sungai. Dengan cepat aku meraih rudal coklatnya. Aku memulainya dengan mengocok. Kulihat rian mulai menikmatinya. Aku mulai menjilati lubang kencingnya.
“hsssh,, ssstt.. ohm.. fvck.. sshhht,, enakss.. ahm” desisan nikmatnya keluar begitu sajja dari mulut rian. Tak ada yang akan mendengar kami. Hanya berdua dan bebas menikmati percintaan yang luar biasa nikmat ini. Aku telah memasukkan kont0lnya sampai tak ada yang tersisa diluar. Uhmm, nikmta dan besar. Rian mengent0ti mulutku dengan lembut tapi 5exy. Sangat 5exy dan nikmat. Sepuluh menit telah berlalu. Buah zakarnya telah basah, jembut halusnya mengkilap, semua tak luput dari sapuan liur dan lidahku. Rian mengangkat tubuhku dan mengecup kenungku dengan lembut. Aku terhanyut. “Aku juga cinta sama kamu. Boleh gak aku mencoba…” “Sssst.. jangan bertanya. Mintalah, pasti akan kuberi.” Aku tahu betul keinginannya. Dan aku mulai memberinya kesempatan itu. Aku menungging, pantatku ku arahkan ke depan kont0lnya. Aku sempat menunggu. Apa yang ia lakukan? Batinku berpikir sejenak. Lalu tiba2 aku merasakan tangan kokohnya memelukku. Ia menciumi punggungku. Mesra sekali. Ku dengar ia berbisik menciumi telingaku. “klo kamu takut sakit, gak usah saying.” Mendengar ucapannya aku membalikkan badanku dan menciumnya. Aku membalsnya dan berbisik di telinganya. “Aku senang, aku telah merindukan ini. Sakit ini untuk nikmat yang tak ada duanya.” Lalu aku kembali ke posisiku. Aku dapat merasakan debaran jantungnya saat aku menciumi telinganya tadi. Yah, ini pertama kali bagi kami. Aku merasa telapak tangannya mulai membelai belahan pantatku. Ia membelahnya demi menemukan gua kenikmatanku. Ia menciumi kedua belah gunungan kenyal itu. Menggigit kecil. Dan mulai menjilati anusku. Ini yang terbaik hingga saat ini. Lidahnya bermain di sekitar lubang anusku, membiarkan aku menikmati kebasahnku. “Hossh…” aku berdesis menagih yang lebih nikmat yang bias ia berikan. Yah, rudal emasnya. Aku ingin rudal emasnya menjelajahi gua sempit ini. Rian mengangkat wajahnya dan mulai melakukan impian kami berdua. Ia menamparkan kont0lnya ke bantalan pantatku beberapa kali sebelum ia mengadu ujung kont0lnya untuk mnjilati liurnya sendiri yang ada di lubangku. “Tahan yah sayang!” katanya sambil memasukkan kepala kont0lnya ke lubangku yang masih dara segar ini. Aku tak kuasa menahan air mataku. Perih yang membuatku menggigit kuat gigiku sendiri. Ia melakukannya tanpa pemanasan dengan jarinya. Ini pertama kalinya dan ini terasa lebih bersensasi meskipun menyakitkan. Aku menarik napasku dalam2 dan mencoba merilekskan tubuhku. Aku melihatnya dari bawah perutku. Ia Nampak kenikmatan sekali. Kata2 indah begitu saja keluar dari mulutnya. Wajahnya menengadah ke langit2 mobil. “Ahhk,, sempiiit.. nikmat sekali sayang.. sempit banget..ss akhh,, hoh.. ehm..” lalu ia mengambil nafas. “Aku coba lagi yah?.” Kemudian, perlahan tapi pasti perih di lubangku dating lagi serentak dengan kont0lnya yang semakin dalam hingga bless.. semua masuk penuh ke liang sempitku ini. “Uhhmm..” Aku memekik keras agak teriak tak tahan lagi. Ia segera menciumiku dari belakang. Kami saling melumat untuk melepas rasa |
sakitku.
“Aku mulai yah.” Katanya setelah melepas ciumannya dariku. Kini aku tak begitu merasa perih, namun aku takut perih itu dating lagi jika ia meng9enjotku. “Uhhmmm…” ia mengerang panjang ketika pertama kali mengeluar masukkan kontilnya kembali kedalam lubangku. Ia kembali mengulanginya lagi untuk yang kedua kalinya agak cepat. Aku mulai merasa ada sensasi nikmat di dalam sana ketika kont0lnya menusuk makin dalam. Pada pengulangannya yang kelima aku mengerang. “Akhh.. sssayyang.. enak sayyang,, lagihh.. uhmm.. aku mau yang cepet.. uhmmmmmm” erangan panjang itu karena ia menghentakkan kont0lnya keras sekali setelah mendengar eranganku. Ia melajukan rudalnya semakin lama semakin cepat. “Akhh.. Ukhh.. Okhh.. ehhmm… ooowwhh… hyaahh.. hmm.. “ |
Kamipun menyatu dalam nafsu dan cinta yang luar dari biasa ini. Erangan dan desahan tak berhenti keluar bersama goyangan pantatku dan kont0lnya yang asyik dan nikmat.
"Uhm.. Sayang, gw.. Pee.. Ngennn.. " "Didalam a.. Ja.." seakan tahu apa maksud kata2 rian, aku menyuruhnya menembakkan isi rudal 5exy itu dalam lubang kenikmatanku. Tapi ternyata aku salah.. "Bukan,, sa..yangng.. Aku..ma.u.. Kita ganti.. Ohww fvck.. Uhmm.." kata2nya tak bersambung, ia benar2 kenikmatan oleh lubang sempitku. "Gant..ii.. A..pa.ssayaang?.. Ohw.. Enakk bang..ngeet.." Lalu rian berhenti meng9enjotku. "Akhh.. Enak bangettss.. Ganti posisi yuk.. Gw pengen di goyang." kata2nya keluar begitu saja. Akupun menurut saja.. Kini aku berada diatas tubuh rian, duduk di atas kont0l tegaknya.. Sorry kepotong lagi,, tmnku minta hpnya.. Lanjut kapan2 |
Kont0l rian sangat keras, besar dan kuat. Kont0lku pun turut mengeras sama seperti ia.
"Say..yahng.. ka mu ma u aa ku goyang yah.." aku kembali beraksi merayunya dengan cara se erotis yang aku bisa. Aku lihat rian mengangguk seperti anak manja. "Ok,, kamu tahan yah.." Aku mulai menggerakkan pantat sempitku ke kiri ke kanan dengan gerakan lembut pelan nan erotis. "Uhmm..." kenikmatan kembali hadir menyapa prostatku. "Okhh.. ukhh.. uhmm.." "Okhh... u are the 5exiest 4ss... ohmm.. fvck ur sweet 4ss.. okh.." hohh.. rian pun mengerang 5exy di depanku. Perlahan ku percepat gerakanku. Semakin cepat kont0lnya menyodom lubang ku semakin cepat lubangku mengocok kont0lnya. Aku merasa hampir di puncak. Aku bergoyang semkin cepat, kekiri ke kanan naik turun maju mundur naik turun berulang lagi dan semakin cepat. "Okhhh... okhh.. uhmm.. hhmm.. akhh.. enak.. shh.. hohh.. mmpphh.. ah ya.. yass.. enak.. oh oh oh oh oh uuummm.." aku mengerang panjang saat hampir mencapai puncak. kulihat wajah rian merem melek, ia menggigit bibir bawahnya sambil membenamkan kont0lnya dalam2 menerima pijatan dinding anusku yang mengatup. "Akhh... Fvckk.. Semmpphhiiittts.." "Okhhhhh enakkk.. besarr kuat.. akhhhhhh" Crroottsss Crrootttt ccroottt Ccrrrottt Crrooottt C Crrooottssssssss "Akh" kami mengakhiri semuanya bersama. Spermaku tumpah ruah membasahi dada bidangnya. Spermanya perlahan menetes keluar melalui sela antara kont0lnya dan dinding anusku. kont0lnya masih di dalam anusku dan aku berhasil memamfaatkan moment itu. Aku meraih sebuah kamera digital, aku turun untuk memeluknya. Tangan kiriku menarik bahunya mendekati tubuhku. Kami berciuman mesra sekali. Sampai akupun mendapat lebih dari sepuluh tangkapan gambar. Lalu aku melepas ciumanku. Ia membelai wajahku sambil tersenyum dan bertanya "Enak gk sayang?" lalu aku menjawab dengan mengemut bibir bawahnya. "Kamu? Enak gak nyobain lubangku?" tanyaku setelah melepaskan emutanku di bibirnya. "Kamu hebat sayang, rasanya seperti dipijit sepuluh tangan mungil yang kuat. Apalagi waktu kamu orgasme, uhhmm nikmat sempitnya." terpancar senyum penuh cinta dari wajahnya setelah panjang lebar memujiku. Kami kembali terhanyut dalam pagutan bibir. "Kamu juga sangat hebat, aku suka bangt sma kont0lmu" aku menggigit bibir bawahku tanda itu bereaksi kembali. Akhirnya kami melanjutkan babak kedua kami dalam sungai yang tenang mangalir. |
Rabu, 24 Agustus 2016
Sahabatku Napsuku bagian II
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar